Selamat datang di blog super info

Selasa, 17 Januari 2012

Giant Sea Spider

giant sea spider atau dalam bahasa indonesia laba - laba laut raksasa adalah spesies yang baru ditemukan para ilmuan di daerah antartika.setelah diukur, ternyata panjang laba - laba yang berasal dari antartika ini adalah 25 centi meter. awal mula ditemukan spesies ini saat para ilmuan sedang mengumpulkan sekitar 3000 satwa - satwa yang ada di daerah antartika. setelah dilihat, ada spesies yang baru yaitu laba - laba laut rakasasa ini.

inilah foto laba - laba laut raksasanya teman teman semua..


laba - laba laut raksasa berwarna merah

the red giant sea spider


semoga info ini bermanfaat untuk anda semua ya..

Rabu, 11 Januari 2012

Lumba lumba


lumba lumba atau dalam bahasa inggris dolphin adalah mamalia yang hidup di air bersama ikan ikan.lumba lumba adalah salah satu hewan yang sering dijadikan sirkus/show yang menarik, hal ini disebabkan oleh kepintaran mereka yang mudah untuk dilatih.lumba lumba adalah contoh hewan yang melambangkan persahabatan.lumba lumba ini juga sering dijadikan media untuk berbagai acara,sponsor, dan yang lainnya.banyak orang menyukai mereka karena sifatnya yang ramah. untuk itu, jangan berkecil hati pada lumba lumba.

Senin, 09 Januari 2012

3 Hewan Terlangka didunia

TARSIUS PULAU SIAU

Tarsius Siau (Tarsius tumpara)
Spesies ini berada dalam ancaman aktivitas vulkanik dan predator yang lebih besar. Tarsius Pulau Siau dimasukkan ke dalam daftar hewan yang hampir punah pada konferensi IUCN pada tahun 2011. Persebaran hewan ini sangat sempit yaitu hanya di Pulau Siau, Sulawesi Utara, Indonesia.  kini spesies ini hanya tinggal sedikit lagi dan akan mendapatkan ancaman kepunahan yang berkemungkinan besar karena dua penyebab yaitu pemburuan yang dilakukan oleh manusia di pulau itu dan aktivitas vulkanik di pulau itu.
SALAMANDER KERDIL
 


Salamander Kerdil berasal dari Guatemala, dan pada tahun 2011 masuk daftar hewan yang hampir punah. Salamander Kerdil ditemukan di hutan Hardwood, yang telah banyak ditebang pohonnya dan dijadikan perkebunan.pencinta alam di tempat itu bekerja dengan sangat keras untuk menelamatkan spesies ini dari ancaman kepunahan.

KIJANG ARAB

Kijang Arab hampir punah beberapa waktu lalu, namun ternyata sekarang Populasi Kijang ini meningkat pesat. Hal ini karena dilakukan konservasi dengan cara reintroduksi spesies dan penangkaran.dengan ini, kijang arab masih bisa bertahan hidup dan spesiesnya berkembang.

Selasa, 03 Januari 2012

Kadal

Kadal adalah hewan bersisik berkaki empat yang termasuk kelompok reptil.
Anak bangsa Lacertilia pada umumnya memiliki empat kaki, lubang telinga luar, dan pelupuk mata yang dapat dibuka tutup. Meskipun demikian, sebagai kekecualian, ada pula anggota-anggotanya yang tidak memiliki sebagian ciri itu. Contohnya adalah ular kaca (glass snake atau glass lizard, suku Anguidae) yang tak berkaki.

 Biologi

sebagaimana galibnya reptil, kadal berdarah dingin (itu sebabnya kadal kerap berjemur) dan mempunyai sisik-sisik yang beraneka bentuknya yang terbangun dari zat tanduk. Terdiri tak kurang dari 40 suku, kadal memiliki pola warna, bentuk dan ukuran yang sangat beragam. Sebagian jenis mempunyai sisik-sisik yang halus berkilau, terkesan licin atau seperti berminyak, walaupun sebenarnya sisik-sisik itu amat kering karena kadal tidak memiliki pori di kulitnya untuk mengeluarkan keringat atau minyak.
Kebanyakan kadal bertelur (ovipar), meskipun ada pula yang melahirkan anak (vivipar). Juga, umumnya kadal dapat menumbuhkan kembali ekor atau bahkan tungkai yang terputus.
Beberapa spesies kadal tak berkaki, seperti ular kaca misalnya, memiliki struktur gelangan bahu dan panggul dalam tubuhnya, meski tak ada tungkainya. Meski bentuknya mirip, kadal-kadal ini bisa dibedakan dari ular sejati karena memiliki pelupuk mata yang dapat digerakkan, lubang telinga luar, dan dapat memutuskan ekornya dalam keadaan bahaya; ciri-ciri yang tak dimiliki oleh ular.
Banyak jenis kadal yang merupakan pemanjat pohon yang baik atau pelari cepat. Beberapa di antaranya bahkan dapat berlari di atas dua kaki dengan amat cepatnya, seperti halnya kadal tercepat di dunia: iguana berekor duri dari marga Ctenosaura.
Kadal-kadal tertentu, misalnya bunglon, dapat berganti warna sesuai kondisi lingkungan atau suasana hati. Meski kebanyakan hidup di daratan, umumnya kadal dapat berenang dengan baik. Beberapa jenisnya, seperti biawak, bahkan beradaptasi dengan baik di lingkungan perairan.

Habitat dan Makanan

Kebanyakan kadal tinggal di atas tanah (terestrial), sementara sebagiannya hidup menyusup di dalam tanah gembur atau pasir (fossorial). Sebagian lagi berkeliaran di atas atau di batang pohon (arboreal). Alih-alih sebagai predator penyergap, kebanyakan kadal aktif menjelajahi lingkungannya untuk memburu mangsa.
Walaupun kebanyakan jenisnya adalah binatang pemangsa (predator), namun sesungguhnya makanan kadal sangat bervariasi. Mulai dari buah-buahan dan bahan nabati lain, serangga, amfibia, reptil yang lain, mamalia kecil, bangkai, bahkan kadal besar semacam biawak Komodo juga dapat memburu mamalia besar, hingga sebesar rusa atau babi hutan.
Kadal-kadal bertubuh kecil memakan aneka serangga seperti nyamuk, lalat, ngengat dan kupu-kupu, berbagai tempayak serangga, cacing tanah, sampai kodok dan reptil yang lain yang berukuran lebih kecil. Kadal kebun (Mabuya multifasciata) kadang-kadang memangsa kodok tegalan (Fejervarya limnocharis), bahkan suka memanjat tembok yang kasar untuk menangkap cecak kayu (Hemidactylus frenatus) yang terlengah.

Kadal yang berbisa

Hingga kini dikenal dua jenis kadal yang gigitannya terbukti berbisa: yakni kadal raksasa Gila dan kadal manik-manik Meksiko. Kedua jenis kadal yang berkerabat ini hidup di baratdaya Amerika Serikat dan Meksiko utara. Meski ada banyak mitos dan legenda yang beredar menyangkut kedua makhluk tersebut, dan fakta bahwa gigitan mereka bisa menyebabkan luka yang serius, namun sejauh ini tidak ada catatan mengenai kematian yang terjadi pada manusia akibat gigitannya.
Penelitian di Australia belum lama ini[1] memperlihatkan adanya kemungkinan beberapa jenis kadal kerabat iguana dan biawak memiliki kelenjar bisa pula. Meskipun, jika dugaan ini benar, bisa ini diyakini tidak atau hanya sedikit membahayakan manusia, mengingat bahwa bisa ini dikeluarkan kadal-kadal tersebut sedikit demi sedikit melalui proses mengunyah mangsanya, dan bukan disuntikkan sekaligus dalam jumlah besar sebagaimana pada gigitan ular berbisa.
Sebelumnya diyakini bahwa pembengkakan dan iritasi yang terjadi akibat gigitan kadal-kadal itu ialah karena adanya infeksi bakteri yang menyertai gigitan. Hal ini masih benar pada kebanyakan kasus, akan tetapi penelitian di atas mengisyaratkan kemungkinan pembengkakan itu terjadi akibat masuknya bisa kadal. Lebih jauh, para ahli yang mendukung penelitian ini mengajak untuk meninjau kembali sistem klasifikasi kadal khususnya terkait dengan perkembangan kelenjar bisa pada reptil tersebut. Jika berhasil, penelitian ini dapat memperbaiki pemahaman mengenai evolusi kadal, ular dan bisanya.[1]

Kadal dan manusia

Kebanyakan kadal tidak berbahaya bagi manusia. Gigitannya, bahkan, jarang-jarang yang sampai dapat mengalirkan darah dari luka yang ditimbulkannya. Hanya jenis yang luar biasa besar, seperti biawak Komodo, yang bisa membunuh manusia dan hewan ternak. Kadal raksasa Gila dan kadal manik-manik Meksiko yang berbisa tidak selalu mematikan, meski luka yang diakibatkan oleh gigitannya dapat sangat menyakitkan. Umumnya kadal bahkan berguna bagi manusia karena mengendalikan aneka hama yang mengganggu; bernilai tinggi sebagai hewan peliharaan (pet); menghasilkan kulit untuk aneka bentuk kerajinan; dan ada pula yang dimakan.
Kadal juga penting dalam sebagian budaya dan mitologi suku-suku tradisional, misalnya di Australia dan Peru. Tidak mengherankan jika kadal kerap diterakan dalam simbol-simbol kesenian tradisional itu. 
Sebagian orang meyakini bahwa daging kadal dapat dipergunakan sebagai obat sakit kulit dan lain-lainnya. Kadal (biasanya kadal kebun, tokek, atau cecak) ditangkap atau dikail dengan mempergunakan umpan capung atau kupu-kupu. Setelah dibersihkan, daging kadal dibakar atau digoreng, dan dijadikan lauk makan.Arab Badui biasa mengkonsumsi semacam biawak herbivora yaitu dhab, dagingnya dan dianggap sebagai salah satu alternatif sumber protein dan mereka bisa menunjukkan cara untuk menyembelihnya, kulitnya yang sangat keras sering digunakan oleh mereka pula.




tiny gecko : kadal terkecil didunia